Banjir merepotkan banyak orang, termasuk pengendara sepeda motor. Kebetulan saat ini terjadi banjir di banyak tempat. Nah, bagaimana bila Anda menghadapi situasi tersebut saat mengendarai
sepeda motor? Tiba-tiba mesin mati dan apa yang perlu dilakukan? Apabila mesin mati saat menerjang banjir, jangan langsung
dihidupkan lagi. Pasalnya, kemungkinan air bisa jadi sudah menyusup ke
dalam mesin. Akibatnya sangat beragam, namun yang pasti mesin jadi
rusak.
Kalau air dihisap oleh mesin, masuk ke ruang bakar, mesin akan jebol. Pasalnya, terjadi gejala yang disebut "pukulan air". Orang tertentu lebih suka menyebutnya dengan bahasa Inggiris: water hammer. Sifat air sangat berbeda dengan campuran udara dan bensin yang diisap oleh mesin. Air tidak bisa dimampatkan. Saat mendapat tekanan dari piston, air menerjang bagian bagian lainnya dari mesin. Bahkan bisa membuat setang piston bengkok. Kalu sudah begini, dinding silinder juga "dihajar".
Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan untuk ”menyembuhkan” mesin sepeda motor setelah menggelepar menghadapi banjir.
1. Buka karburator (jika masih menggunakan sistem pengabut ini). Keluarkan semua cairan di dalamnya belum cukup dengan melepas mur tempat pembuangan bensin. Untuk sepeda motor injeksi, bagian yang rawan air adalah sambungan kabel dan komputer atau ECU (sudah dilapisi bahan anti resapan air). ”Soket penghubung kabel sudah diberi insulator. Karena itu, genangan air bukan masalah bagi sepeda motor bermesin injeksi.” beber Ajang.
2. Buka mesin, mulai bak oli (crank ase), kopling dan blok silinder. Rendam dengan bensin dan keringkan.
3. Untuk skutik, dipastikan komponen di balik bak CVT tidak kena air. Buang airnya melalui selang pembuangan (berada di bawah bak CVT).
4. Buang oli mesin, ganti dengan yang baru!
-->
Kalau air dihisap oleh mesin, masuk ke ruang bakar, mesin akan jebol. Pasalnya, terjadi gejala yang disebut "pukulan air". Orang tertentu lebih suka menyebutnya dengan bahasa Inggiris: water hammer. Sifat air sangat berbeda dengan campuran udara dan bensin yang diisap oleh mesin. Air tidak bisa dimampatkan. Saat mendapat tekanan dari piston, air menerjang bagian bagian lainnya dari mesin. Bahkan bisa membuat setang piston bengkok. Kalu sudah begini, dinding silinder juga "dihajar".
1. Buka karburator (jika masih menggunakan sistem pengabut ini). Keluarkan semua cairan di dalamnya belum cukup dengan melepas mur tempat pembuangan bensin. Untuk sepeda motor injeksi, bagian yang rawan air adalah sambungan kabel dan komputer atau ECU (sudah dilapisi bahan anti resapan air). ”Soket penghubung kabel sudah diberi insulator. Karena itu, genangan air bukan masalah bagi sepeda motor bermesin injeksi.” beber Ajang.
2. Buka mesin, mulai bak oli (crank ase), kopling dan blok silinder. Rendam dengan bensin dan keringkan.
3. Untuk skutik, dipastikan komponen di balik bak CVT tidak kena air. Buang airnya melalui selang pembuangan (berada di bawah bak CVT).
4. Buang oli mesin, ganti dengan yang baru!
5. Buka semua sistem kelistrikan, seperti kabel, spul, rumah lampu dan lain. Keringkan untuk mencegah hubungan pendek.
6. Kalau sudah terpasang dengan baik dan rapi, barulah mesin dihidupkan kembali!