Untuk mengatur power mesin, paling mudah diatur lewat gir atau sproket rantai. Mau bertenaga di putaran mesin rendah atau rpm atas. Tidak perlu mekanik ahli untuk melakukannnya. Biker awam atau mekanik pinggir jalan pasti bisa.
Seperti biker yang tinggal di pinggir pantai dengan trek lurus yang datar dan panjang. Akan memilih setingan motornya agar mampu mencapai top speed tinggi. Supaya cepat sampai di tujuan.
Akan berbeda dengan pengendara yang tinggal di daerah pegunungan. Jalanan didominasi tanjakan. Butuh motor dengan seting mesin yang mudah melahap tanjakan yang curam.
Dua karakter alam yang berbeda itu butuh seting mesin yang berlainan. Dan yang paling mudah dilakukan lewat pemilihan gir. Tidak perlu obok-obok mesin, namun power mesin sudah bisa digapai.
Seperti pemilik yang tinggal di pegunungan misalnya supaya kuat diajak nanjak bisa diakali dengan mengganti gir belakang dengan ukuran lebih besar. Standarnya memiliki gir belakang 42 mata. Supaya tarikan lebih ringan dan kuat nanjak bisa aplikasi yang 44 mata.
Begitupun sebaliknya, jalanannya lurus dan datar, supaya top speed lebih dapat bisa aplikasi gir belakang yang hanya 40 mata.
Dalam urusan gonta-ganti gir ini ada istilah dibuat ringan atau berat. Seperti aplikasi gir belakang besar dikatakan lebih ringan. Sedangkan pemakaian gir belakang kecil disebut dengan istilah dibuat berat.
Berat atau ringan adalah reduksi atau hasil dari perbadingan atau pembagian. Jumlah mata gir belakang dibagi jumlah mata gir depan.
Sebagai contoh standar gir depan 14 dan gir belakang 42. Kemudian gir belakang diganti jadi 40 atau 44.
Yuk dihitung:
Gir standar 42 = 42/14 = 3,0
Gir belakang 40 = 40/14 = 2,86
Gir belakang 44 = 44/14 = 3,14
Dari situ ketahuan. Kalau gir mau dibuat ringan, aplikasi gir belakang besar. Hasil pembagiannya jadi besar. Sebaliknya jika gir mau dibuat lebih berat, hasil pembagiannya kecil. Cocok untuk mengejar top-speed.
Dalam pemilihan gir ringan dan berat sebenarnya bagi pemakai motor harian juga ada hubungan dengan pemakain roda. Misalnya pelek dan ban sudah aplikasi lebih besar yang menyebabkan akselerasi jadi berat, silakan pakai gir besar supaya tarikan ringan.
Namun dalam aplikasi atau pemilihan final gir juga perlu tahu beberapa hal. Seperti jumlah mata gir, posisi lubang baut di gir serta ukuran rantai yang digunakan. Misalnya gir untuk rantai 520 tidak bisa menggunakan rantai ukuran 415.
Sebagai contoh standar gir depan 14 dan gir belakang 42. Kemudian gir belakang diganti jadi 40 atau 44.
Yuk dihitung:
Gir standar 42 = 42/14 = 3,0
Gir belakang 40 = 40/14 = 2,86
Gir belakang 44 = 44/14 = 3,14
Dari situ ketahuan. Kalau gir mau dibuat ringan, aplikasi gir belakang besar. Hasil pembagiannya jadi besar. Sebaliknya jika gir mau dibuat lebih berat, hasil pembagiannya kecil. Cocok untuk mengejar top-speed.
Dalam pemilihan gir ringan dan berat sebenarnya bagi pemakai motor harian juga ada hubungan dengan pemakain roda. Misalnya pelek dan ban sudah aplikasi lebih besar yang menyebabkan akselerasi jadi berat, silakan pakai gir besar supaya tarikan ringan.
Namun dalam aplikasi atau pemilihan final gir juga perlu tahu beberapa hal. Seperti jumlah mata gir, posisi lubang baut di gir serta ukuran rantai yang digunakan. Misalnya gir untuk rantai 520 tidak bisa menggunakan rantai ukuran 415.