Beberapa pabrikan motor sekarang memanjakan konsumennya dengan fitur berlebih. Menariknya, fitur yang dihadirkan ini tak sekadar menambah apik keseluruhan pacuan. Tapi, juga membuat pemilik dan pengendara juga lebih aman dan nyaman.
Tak salah kalau seluruh biker berharap kalau fitur seperti ini harusnya jadi peranti wajib di motor kedepannya. Sehingga, kondisi ini bisa memicu atau menekan angka kecelakan bermotor juga. Jadi, tak hanya bicara soal pacuan kelas menengah saja yang punya fitur-fitur ini. Tapi seluruh motor. Mari simak cara kerjanya.
1. SWITCH KOPLING
Untuk di motor sport, salah satu fitur safety yang diterapkan adalah switch kopling. Hadirnya fitur ini, membuat mesin tak bisa dihidupkan lewat electric starter ketika gigi transmisi dalam posisi ‘masuk’. Jadi, motor jauh dari ‘loncat’ ketika elektrik starter ditekan. Ketika dalam posisi gigi masuk, untuk menghidupkannya, maka pengendara kudu menarik tuas kopling terlebih dulu. Barulah mesin bisa hidup.
Cara kerjanya, Ketika posisi gigi netral, maka switch kopling akan mendapat massa dari witch netral. Tetapi ketika gigi masuk, maka pengendara harus menarik tuas kopling. Karena pada saat itu, aliran listrik bisa mengalir ke massa melalui kopling.
2. SWITCH STANDAR SAMPING
Boleh dibilang hampir semua skubek yang beredar di Tanah Air mengaplikasi perangkat switch standar samping. Perannya, cukup fital. Sebab tak sedikit dari pengendara yang lupa buat menaikkan standar samping sebelum berjalan. Padahal, akibatnya bisa fatal tuh.
Cara kerjanya, ambil contoh di skubek Yamaha. Ketika kontak ON, buat motor yang belum aplikasi part ini, maka listrik akan mengalir ke ECU/ ECM dan relay starter. Tapi, di motor yang sudah aplikasi, maka ada tambahan relay starter. Arus akan masuk lagi ke relay kedua yang terkoneksi dengan switch standar dan ECU.
Ketika standar terpasang, maka arus akan terputus. Dan arus dari relay akan mengalir ke ECU untuk memberikan informasi kalau standar terapasang. Akibatnya, ECU akan memutus listrik dan injeksi ke ruang bakar. Standar menyangga juga bisa dipantau melalui lampu indikator (Mal-Function Indicator Lamp) di panel spidometer melalui kedipan.
3. SENSOR KEMIRINGAN
Beberapa motor injeksi mengaplikasi perangkat sensor kemiringan. Hanya saja, sebutannya kadang berbeda di tiap pabrikan motor. Honda menyebutnya, Bank Angle Sensor. Tapi, Yamaha, juluki Lean Angle Sensor.
Ketika motor sentuh kemiringan 65º, maka sensor akan berikan informasi berupa sinyal elektrik ke ECU untuk mematikan kinerja fuel pump, injektor dan ignition coil. Dalam part sensor ini, terdapat IC, latch-up circuit dan pendulum. Ketika pendulum menutupi IC dan latch-up circuit, maka sensor akan mengirim sinyal ke ECU/ ECM buat memutus kinerja part diatas tadi.
4. REM PARKIR
Tentunya, fitur ini bermanfaat lebih ketika pengendara skubek berada di jalan posisi menanjak. Baik itu ketika berada di traffic light atau ketika parkir. Tak seperti motor yang aplikasi gigi transmisi, maka ketika parkir, motor tak bisa dimasukan gigi agar roda mengunci.
Maka itu, pabrikan melengkapi dengan fitur ini. Sehingga, motor tetap aman diparkir di kondisi jalan menanjak. Cara kerjanya, setelah tuas rem belakang ditarik, ada yang model tombol ditekan ke bawah atau pakai tuas tambahan.
5. JALU SETANG
Selain berfungsi buat meredam getaran berlebih di setang, jalu juga bisa berfungsi sebagai penahan motor ketika jatuh. Terutama di sisi bagian grip gas. Sehingga, grip gas tak langsung menekan aspal ketika terjatuh. Biasanya, jalu ini juga kerap diaplikasi oleh motor yang tak mengaplikasi bank angle/lean angle sensor.